Saturday, December 29, 2012

TEROWONGAN LAMPEGAN

Stasiun Lampegan dan Terowongan Lampegan yang dibangun tahun 1879 hingga 1882 saat ini masuk kawasan Cagar Budaya. Pasca rangkaian peristiwa longsor tahun 2001 dan terakhir pada tahun 2006, kondisi terowongan (Lampegan) saat ini sudah diperbaiki, namun belum dilalui kereta api,” ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Cianjur Himam Haris, saat mendampingi Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Herdiwan Iing Suranta, beserta jajaran Sub Bidang Kepariwisataan, belum lama ini.
Stasiun Lampegan dan Terowongan Lampegan menjadi tujuan utama kunjungan wisatawan karena nilai historis serta suasana masa lalu yang masih terasa. Bangunan stasiun, rumah kepala stasiun serta terowongan Lampegan masih seperti saat pertamakali dibangun. Hanya warna catnya yang masih baru karena direnovasi tahun 2009 lalu, karena rencananya November 2010 lalu akan kembali dioperasikan, namun urung dilaksanakan.

Terowongan Lampegan sepanjang 686 meter merupakan salah satu terowongan jalan kereta api tertua yang pernah dibangun pemerintah Hindia Belanda di Indonesia. Terowongan Lampegan dibangun perusahaan kereta api SS (Staats Spoorwegen) pada periode 1879 hingga 1882 untuk mendukung jalur kereta api Jakarta-Bogor, Bogor-Sukabumi dan Sukabumi-Bandung melalui Cianjur. Namun karena peristiwa gempa bumi yang mengakibatkan tanah longsor kini panjang Terowongan Lampegan sekira 415 meter.
Menurut Kurnadi (64) salah seorang penduduk setempat, nama terowongan berasal dari bahasa percakapan orang Belanda ketika kereta api memasuki terowongan. "Setiapkali ada kereta yang akan masuk ke dalam terowongan, baik dari arah Cianjur maupun Sukabumi, kondektur spur selalu meneriakan ‘steek Lampen aan!’ yang berarti nyalakan lampu, dan ditelingan kita (orang Sunda) terdengan seperti kata lampegan,” ujar Kurnadi.
Selain suasana esotik masa lalu yang dihadirkan Stasiun dan Terowongan Lampegan, juga cerita heroik pembangunan terowongan di perut Gunung Kancana dengan cara diledakan. “Saat itu, pekerjaan membuat terowongan yang dilakukan para orang tua dan pemuda menjadi tontonan, apalagi saat diledakan bom (dinamit) untuk mempercepat pengerjaan,” ujar Kurnadi.
Tidak kalah menariknya adalah cerita mistik Nyi Ronggeng Sadea. Cerita raibnya Nyi Ronggeng Sadea secara turun menurun hingga kini terus berkembang dimasyarakat sekitar Kamp Lampegan, Desa Cibokor Kec. Cibeber, Cianjur.
Diceritakan pada tahun 1882 Terowongan Lampegan selesai dibangun, untuk menghibur pejabat Belanda dan menak-menak Priangan, diundang Nyi Sadea, seorang ronggeng terkenal waktu itu. Usai pertunjukan, menjelang dinihari Nyi Sadea diantar pulang oleh seorang pria melalui terowongan yang baru diresmikan. Sejak itu Nyi Sadea hilang dan tidak diketahui keberadaannya.
Kutipan diambil dari situs pikiran-rakyat

CURUG CIKONDANG


Curug Cikondang terletak di Desa Sukadana, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat.
Curug Cikondang memiliki ketinggian sekitar  50 m dan terletak diantara hamparan kebun teh PTP VIII Panyairan dan terasering sawah yang menghijau.  Curug Cikondang ternyata bukan bentukan air mata asli tapi lebih karena tumpahan sungai yang jatuh melalui tebing besar. Ukurannya terbilang sangat besar. Deru air jatuhnya pun sangat indah. Sayangnya keindahan dimensi air terjun tidak dibarengi pengelolaan yang baik.
Berjarak tempuh sekitar 1,5 jam dari Kota Cianjur.  Dapat ditempuh melalui jalur masuk ke Gunung Padang (Situs Megalitik Gunung Padang).   
Apabila sahabat yang maen atau berwisata ke Gunung Padang, bisa sekalian berwisata ke curug cikondang yang mempunyai panorama yang indah dan asri.

TERAS II

Teras Kedua mempunyai bentuk lebih kecil daripada teras pertama. teras ini berukuran: Sisi barat laut (sisi depan) panjang 22.30 m, sisi timur laut ( sisi sebelah kiri) panjang 25 m. sisi sebelah barat daya (sebelah kanan) panjang 24 m, sisi sebelah tenggara (belakang) panjang 18.5 m. Pada permukaan teras yang rata ini terdapat 6 susunan bangunan besar dan kecil yang juga terbuat dari balok-balok batu andesit. Selain itu tampaknya masih ada bangunan kecil lainnya tapi sudah tidak dapat diketahui lagi bentuknya, karena susunan bangunan-bangunan yang lain sudah tidak kelihatan lagi. Pada teras kedua ini terdapat batu-batu  tegak yang  tegak yang mempunyai ukuran lebih besar daripada batu-batu tegak yang lain. Berfungsi sebagai batu pembatas jalan.

Di teras ke II ini ada dua Batu yang harus kita ketahui, yaitu yang pertama BATU KURSI sedangkan yang kedua di sebut BATU LUMBUNG.

Batu Kursi bertujuan untuk tempat musyawarah para raja pada zaman dahulu, sedangkan batu Lumbung untuk menyimpan makanan (Istilah)


Untuk Keterangan TERAS III, sahabat bisa lihat di postingan saya selanjutnya. (Klik tulisan yang berkedip)

TERAS-TERAS SITUS MEGALIT GUNUNG PADANG :
  1. Teras I
  2. Teras II
  3. Teras III
  4. Teras IV
  5. Teras V

TERAS I

Kenapa Gunung Padang di sebut Punden Berundak?? jawaban nya karena Situs Megalit Gunung Padang berundak-undak atau bertahap-tahap (Semua orang juga tau,,, hehehehehe).

Pada Postingan kali ini saya mau sedikit  menjelaskan Tahapan-tahan atau teras yang ada di Situs Megalit Gunung Padang.

Adapun ukuran dari masing-masing teras pertama ini: Sisi barat laut berukuran panjang 40 m, sisi tenggara berukuran panjang 36 bm, sedangkan kedua sisi  lainnya masing-masing berukuran 28 m. Teras ini dibentuk dengan sistem urug dan kemudian diperkuat dengan balok-balok batu yang sekarang menjadi dinding-dinding teras pertama. Pada teras pertama terdapat 10 bangunan kecil yang terdiri dari susunan balok batu berbagai bentuk.

Teras Pertama merupakan teras paling awal saat kita masuk ke situs Megalit Gunung padang, di Teras I ini ada beberapa tempat, diantaranya Batu Mesjid, Batu Gamelan (Batu yang dapat Berbunyi seperti besi) dan aja juga tempat bermusyawarah ataupun tempat beribadah.






<<<<--------ini adalah Batu Gamelan (Batu Musik)













Batu Mesjid ---------------------------->>>>>








Untuk Keterangan TERAS II bisa sahabat liat di postingan saya selanjut nya (Klik tulisan yang berkedip)

TERAS-TERAS SITUS MEGALIT GUNUNG PADANG :
  1. Teras I
  2. Teras II
  3. Teras III
  4. Teras IV
  5. Teras V

Friday, December 28, 2012

FHOTO



Untuk melihat banyak fhoto klik disini atau klik gambar fhoto nya!!

TERAS III


Teras III berukuran lebih kecil dari tera II. Adapun sisi teras ini berukuran panjang sisi barat laut 18.5 m, sisi tenggara 18 m, sisi timur laut 18 m sedangkan sisi barat daya 18m.

Pada Teras III ditemukan 5 bangunan yang hampir sebagian besar merupakan kelompok-kelompok batu tegak, baik yang masih berdiri maupun yang sudah rubuh. Beberapa bangunan disusun dalan bentuk persegi empat atau melingkar. Masing-masing bangunan terpisah-pisah tidak nampak adanya jalan atau pondasi yang menghubungkan anatara bangunan satu dengan yang lainnya. Bangunan-bangunan inilah dimasa lalu diperkirakan memiliki fungsi sebagai kuburan oleh krom. Data terakhir yang diperoleh sebagai hasil ekskapasi D.D.Bintarti tahun 1982 membuktikan bahwa pada beberapa bangunan tidak ditemukan ada tanda-tanda pengiburan, kecuali hanya ditemukan pecahan gerabah poloh yang terbatas jumlahnya.

Di Teras III atau tahapan ke 3 Situs Gunung padang, terpadat sebuah batu yang menpunyai tanda atau bekas   telapak kaki harimau (maung).

 Kererangan TERAS IV Klik disini!












TERAS-TERAS SITUS MEGALIT GUNUNG PADANG :
  1. Teras I
  2. Teras II
  3. Teras III
  4. Teras IV
  5. Teras V









Thursday, December 27, 2012

CIKAHURIPAN

Menurut Abah Ruskawan, budayawan Cianjur dan Ketua Paguyuban Pasundan Cianjur, menceritakan wilayah Gunung Padang termasuk tempat yang dikeramatkan. “Biasanya ada indikator adanya sumur,” kata Abah. Menurut Abah, di Gunung Padang dulu ada dua sumur. Yang di atas saat ini kering, tinggal yang di bawah, dekat tangga naik. Sumur tersebut dinamakan Sumur Cikahuripan.
Sumur tersebut dipercaya bisa membuat suara bagus, awet muda, dan dekat dengan jodoh jika diminum. Abah Ruskawan punya penjelasan ilmiahnya, Dia pernah membawa sampel air dari sumur itu ke Laboratorium Teknik Pangan Universitas Padjadjaran.

Dari hasil penelitian, air Sumur Cikahuripan mengandung asam laureate, Fe (besi), dan mangan dengan kandungan standar untuk dikonsumsi manusia. “Jika diminum, metabolisme tubuh makin lancar. Kalau metabolisme lancar, kotoran dalam tubuh keluar, termasuk kotoran di tenggorokan,” terang Abah. Kalau metabolisme lancar, tubuh sehat, suara bagus, Abah melanjutkan, tentu auranya keluar, sehingga terlihat segar. “Makanya terlihat awet muda, bahkan bisa dapet jodoh juga,” Abah menjelaskan.
Saat ini, air dari Sumur Cikahuripan dimanfaatkan warga sekitar untuk kebutuhan rumah tangga. Air dialirkan dengan selang-selang ke beberapa rumah di sekitar kaki bukit Gunung Padang.

Sumber kutipan dari intisari-online

Kebun Raya Cibodas

Kebun Raya adalah suatu kawasan yang mengkoleksi berbagai jenis tumbuhan. Tumbuhan yang dikoleksinya memiliki dasar ilmiah. Informasi ilmiah mengenai koleksinya terdokumentasi dengan baik. Fungsi dari Kebun Raya adalah sebagai tempat konservasi ex-situ, tempat penelitian, tempat pendidikan lingkungan, dan tempat wisata.

Sampai saat ini, sebagian masyarakat masih memandang Kebun Raya Cibodas (Kebun Raya Indonesia) hanya sebagai tempat wisata. Sebagian lainnya juga belum memahami benar bahwa Kebun Raya bukan hanya sekedar tempat untuk menanam spesimen koleksi tumbuhan. Tugas besar masih dihadapi oleh Kebun Raya untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap arti penting tumbuhan bagi kehidupan. Dalam tataran yang lebih pragmatis, tugas besar tersebut terutama terletak pada arti nyata atau nilai manfaat langsung Kebun Raya bagi masyarakat, khususnya masyarakat sekitarnya. Dalam kenyataannya, pengelolaan Kebun Raya memang harus mempertimbangkan aspek ekonomi dan sosial masyarakat di sekitarnya dan tidak cukup hanya mempertimbangkan aspek konservasi dan kompetensi ilmiahnya saja.

Seiring dengan perjalanan waktu, Kebun Raya Cibodas telah mengalami berbagai perkembangan. Selain sebagai kebun pengembangan tanaman berpotensi ekonomi, Kebun Raya Cibodas telah berkembang menjadi sebuah lembaga ilmiah yang berperan penting dalam konservasi tumbuhan. Dari segi ekonomi, keberadaan Kebun Raya Cibodas bahkan mampu menggerakan ekonomi lokal dan kawasan, terutama sebagai tempat menggantungkan hidup bagi para pedagang bunga dan tanaman hias, perajin cinderamata, pengusaha makanan dan minuman, pengusaha penginapan dan hotel, biro perjalanan wisata, usaha perparkiran, serta menciptakan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

T.N Gede Pangrango

Gudung Gede maupun kawasan Taman Nasional Gede Pangrango juga merupakan objek wisata alam yang menarik dan banyak dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun internasional. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, adalah salah satu Gunung yang sangat cocok untuk para pendaki pemula. Jalur tracking yang sudah tersedia dari jalur Cibodas memudahkan para pendaki menelusuri jalur ke arah puncak. Namun, tingkat kesulitan jalurnya sangat menantang.  
Datang dan nikmati keindahan alam di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, salah satu dari lima taman nasional tertua di Indonesia dan ditetapkan sebagai World Heritage Site. Dengan ketinggian puncak kurang lebih 3.019 m dpl, kawasan seluas 15.196 ha ini mencakup tiga kabupaten, yaitu Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Taman nasional ini juga merupakan kawasan hutan terbasah di Jawa Barat disebabkan tingginya curah hujan setiap tahunnya. Di sini Anda akan melihat sekitar 250 jenis tumbuhan, serta berbagai jenis hewan langka seperti burung Elang Jawa (spizaetus bartelsi), empat jenis primata, dan beberapa jenis mamalia dan reptilia. Banyak atraksi wisata yang bisa dilakukan di daerah ini, seperti hiking, climbing, camping serta menyaksikan keindahan alam atau fenomena alam yang ada seperti Telaga Biru, air terjun, air panas, Kawah Gunung Gede, dan alun-alun Suryakencana.      
Ada beberapa lokasi/objek yang menarik untuk dikunjungi di taman Nasional Gunung Gede Pangrango diantara nya:

1. Talaga Biru
Danau kecil berukuran lima hektar (1.575 meter dpl.) terletak 1,5 km dari pintu masuk Cibodas. Danau ini selalu tampak biru diterpa sinar matahari, karena ditutupi oleh ganggang biru.

2. Air terjun Cibeureum
Air terjun yang mempunyai ketinggian sekitar 50 meter terletak  sekitar 2,8 km dari Cibodas. Di sekitar air terjun tersebut dapat melihat sejenis lumut  merah yang endemik di Jawa Barat.
 

3. Puncak dan Kawah Gunung Gede
Panorama berupa pemandangan matahari terbenam/terbit, hamparan kota Cianjur, Sukabumi, dan Bogor terlihat dengan jelas,  atraksi geologi yang menarik dan pengamatan tumbuhan khas sekitar kawah. Di puncak ini terdapat tiga kawah yang masih aktif dalam satu kompleks yaitu kawah Lanang, Ratu  dan Wadon. Berada pada ketinggian 2.958 m. dpl dengan jarak 9,7 km atau 5 jam  perjalanan dari Cibodas.
 
4. Kandang Batu dan Kandang Badak
Untuk kegiatan berkemah dan pengamatan  tumbuhan/satwa. Berada pada ketinggian 2.220 m. dpl dengan jarak 7,8 km atau 3,5 jam perjalanan dari Cibodas.
 

5. Alun-alun Suryakencana
Dataran seluas 50 hektar yang ditutupi hamparan bunga  edelweiss. Berada pada ketinggian 2.750 m. dpl dengan jarak 11,8 km atau 6 jam  perjalanan dari Cibodas.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host